Sumber : http://bheboth.wordpress.com |
Terapi inhalasi menurut kamus kesehatan adalah penggunaan agen inhalasi untuk mengobati penyakit dan kondisi pernapasan. Tujuan terapi inhalasi adalah meningkatkan fungsi pernafasan dan paru-paru untuk mengurangi gejala masalah pernapasan kronis, seperti asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan emfisema. Fisioterapi juga menggunakan terapi inhalasi untuk mengatasi problematika fisioterapi.
Nebulizer sendiri merupakan perangkat yang berisikan obat cair yang berubah menjadi kabut halus dan mudah terhirup kedalam saluran udara dan paru-paru melalui masker wajah atau dengan corong/mouthpiece (www.kidshealth.org). Dengan menggunakan Nebulizer, pemberian obat menjadi lebih efisien karena dengan nebulasi yang tinggi menjamin durasi pemberian obat yang lebih optimal dan juga dengan pemakaian nebuliser akan meninggalkan sedikit sisa obat. Alat Nebulizer ini akan mengeluarkan uap untuk di semprotkan atau di hirup oleh pasien.
Indikasi:
Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk asma,
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), sindrom obstruktif post
tuberkulosis, fibrosis kistik, bronkiektasis, keadaan atau penyakit lain
dengan sputum yang kental dan lengket.
Penggunaannya terbatas hanya untuk obat-obat yang berbentuk gas atau
cairan yang mudah menguap dan obat lain yang berbentuk aerosol.
Pada penyakit Asma dan Chronic Obstructive pulmonal disease (COPD = PPOK & PPOM) terapi inhalasi merupakan terapi pilihan. Dengan terapi inhalasi obat dapat masuk sesuai dengan dosis yang
diinginkan, langsung berefek pada organ sasaran. Dari segi kenyamanan
dalam penggunaan, cara terapi MDI banyak disukai pasien karena obat
dapat mudah di bawa ke mana-mana. Kemasan obat juga menguntungkan karena dalam satu botol bisa dipakai untuk 30 atau sampai 90 hari penggunaan
Pengenalan Bagian Alat
Alat yang saya jelaskan dengan menggunakan merek OMRON model NE-C28, sebelum masuk ke tahap penatalaksanaan terapi, kita harus tahu bagian-bagian dari alat tersebut.
Prosedur Pelaksanaan
2. Lepaskan mouthpiece dan cap dari nebulizer kit
3. Lepaskan bagian atas nebulizer dengan cara (1) putar bagian atas nebulizer kit berlawanan arah jarum jam. (2) Kemudian tarik bagian atas nebulizer kit.
Secara umum alat terbagi atas compressor (main unit), air tube dan nebulizing parts.
- Mempersiapkan Nebulizer
2. Lepaskan mouthpiece dan cap dari nebulizer kit
3. Lepaskan bagian atas nebulizer dengan cara (1) putar bagian atas nebulizer kit berlawanan arah jarum jam. (2) Kemudian tarik bagian atas nebulizer kit.
4. Angkat baffle
5. Tuangkan obat sesuai dosisi (kapasitas dari medication cup 2 - 7 ml).
6. Pasang kembali baffle pada tempatnya
7. Pasang kembali bagian atas nebulizer kit dengan cara:
(1) Putar bagian atas nebulizer kit
(2) Putar searah jarum jam sampai bunyi "klik"
9. Pasang selang
(1) Hubungkan selang pada "air connector" pada sisi depan alat
(2) Hubungkan bagian ujung selang yang lain pada bagian bawah nebulizer kit
Catatan:
Pastikan selang udara sudah terpasang dengan benar, jika tidak udara akan keluar dari selang selama pemakaian. Hati-hati, jangan sampai obat tumpah saat selang dipasang.
Pastikan posisi nebulizer kit tetap TEGAK LURUS.
Catatan:
Jangan menutup lubang ventilasi pada kompresor serta jangan menutup air filter.
Obat/zat yang biasanya digunakan secara aerosol pada umumnya adalah beta 2 simpatomimetik, seperti metaprotenolol (Alupen), albuterol (Venolin dan Proventil), terbutalin (Bretaire), bitolterol (Tornalat), isoetarin (Bronkosol); Steroid seperti beklometason (Ventide), triamnisolon (Azmacort), flunisolid ( Aerobid); Antikolinergik seperti atropin dan ipratropium (Atrovent); dan Antihistamin sebagai pencegahan seperti natrium kromolin (Intal) (Rab T, 1996).
Daftar Pustaka
(1) Hubungkan selang pada "air connector" pada sisi depan alat
(2) Hubungkan bagian ujung selang yang lain pada bagian bawah nebulizer kit
Catatan:
Pastikan selang udara sudah terpasang dengan benar, jika tidak udara akan keluar dari selang selama pemakaian. Hati-hati, jangan sampai obat tumpah saat selang dipasang.
Pastikan posisi nebulizer kit tetap TEGAK LURUS.
- Penatalaksanaan Terapi
Catatan:
Jangan menutup lubang ventilasi pada kompresor serta jangan menutup air filter.
Obat/zat yang biasanya digunakan secara aerosol pada umumnya adalah beta 2 simpatomimetik, seperti metaprotenolol (Alupen), albuterol (Venolin dan Proventil), terbutalin (Bretaire), bitolterol (Tornalat), isoetarin (Bronkosol); Steroid seperti beklometason (Ventide), triamnisolon (Azmacort), flunisolid ( Aerobid); Antikolinergik seperti atropin dan ipratropium (Atrovent); dan Antihistamin sebagai pencegahan seperti natrium kromolin (Intal) (Rab T, 1996).
Daftar Pustaka
- Setiawati A, Zunilda SB, Suyatna FD. Pengantar Farmakologi. Dalam: Ganiswara SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi, Ed. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian Farmakologi FKUI. Jakarta. 1995; 6.
- Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, Fordiastiko, Zubaedah, Elsina S. Prosedur Tindakan Bidang Paru dan Pernapasan–Diagnostik dan Terapi. Bagian Pulmonologi FKUI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001; 59-64.
- Rab T. Ilmu Penyakit Paru. Qlintang S, Ed. Hipokrates. Jakarta. 1996; 674-81.
- Inhalation Therapy. Available from: URL: http://www.unc/~chooper/classes/voice/webtherapy/inhalationtx.html.
Tidak ada komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar