Senin, 17 November 2014

Perubahan Kualitas Hidup dan Kapasitas Fungsional Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis setelah Rehabilitasi Paru

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBfTx9VHZjMrDaU_81yAAJ0aMXA5_Bomg289ZbSZqiYhdrHYLY2EMc1XlNMR0XHUGcjEPc9YoKUxMSbh93f1f3AzVLSru_sLf80M27j69GI0hUmcNk7Znb_ljvh-VWkbU2_UiYzmBGnJE/s1600/Logo+IDI.png 
 
Ikalius*, Faisal Yunus*, Soeradi**, Noer Rachma***

*Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI/RS Persahabatan, Jakarta,
**Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNS/RSUD Dr. Moewardi,Surakarta,
***Bagian Rehabilitasi Medik FK UNS /RSUD Dr. Moewardi, Surakarta 
 
ABSTRACT

Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) mengalami penurunan kapasitas dan kualitas hidup, peningkatan biaya hidup serta ketidakmampuan fisik. Salah satu program yang dapat membuat pasien PPOK menjadi lebih baik adalah rehabilitasi paru. Tujuan penelitian ini untuk menilai manfaat rehabilitasi paru pada pasien PPOK. Penelitian bersifat prospektif membandingkan kelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan mendapat program rehabilitasi paru selama 8 minggu, fisioterapi dada dan latihan dengan sepeda statis 3 kali seminggu selama 8 minggu. Pengukuran kualitas hidup dengan St George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ) sedangkan kapasitas fungsional diukur dengan uji jalan 6 menit. Kelompok perlakuan sebanyak 21 dan kelompok kontrol 22 pasien. Nilai SGRQ total pada kelompok perlakuan menurun secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol yaitu - 21,8 (9,1)% berbanding 0,9 (2,7)% (p< 0.005). Uji jalan 6 menit pada kelompok perlakuan meningkat 55 (26,6) m dengan median 47 m dibandingkan pada kelompok kontrol hanya 3,4 (15,2) m dengan median 9 m secara statistik berbeda bermakna (p<0.05). Disimpulkan program rehabilitasi paru 3 kali seminggu selama 8 minggu meningkatkan kualitas hidup dan kapasitas fungsional pasien PPOK.
 
Full text dapat di download di sini
 
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

VISITOR

free counters