Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus lebih dulu mengetahui prinsip-prinsip stimulasi listrik untuk pengurangan nyeri. Di rumah sakit banyak dijumpai peralatan maupun meode stimulasi elektris guna mengatasi nyeri. Secara umum prinsip dasarnya adalah sama dan yang berbeda hanyalah parameter dan metode aplikasi.
1. Indikasi stimulasi elektris
a. Trauma musculoskeletal baik akut maupun kronik
b. Nyeri kepala
c. Nyeri pasca operasi
d. Nyeri pasca melahirkan
e. Nyeri miofasial
f. Nyeri visceral
g. Nyeri yang berhubungan dengan sindroma deprivasi sensorik :
- Neuralgia
- Kausalgia
- Nyeri phantom
h. Sindroma komprei neurovaskuler
i. Nyeri psikogenik
Sedangkan Johnson Mark (2001) mengemukakan tentang penggunaan TENS dalam berbagai kondisi yaitu :
Efek analgetik
a. Pada kondisi akut
1) Nyeri pasca operasi
2) Nyeri sewaktu melahirkan
3) Dismenorrhea
4) Nyeri musculoskeletal
5) Nyeri akibat patah tulang
b. Nyeri yang berhubungan penanganan kasus gigi
c. Nyeri pada kodisi kronik
1) Nyeri bawah punggung
2) Arthritis
3) Nyeri punting dan nyeri phantom
4) Neuralgia pasca herpetic
5) Neuralgia trigeminal
d. Injury saraf tepi
e. Angina pectoris
f. Nyeri fasial
g. Nyeri tulang akibat proses metastase
2. Kontraindikasi stimulasi listrik (Rennie S, 1988, Johnson M, 2001)
Arus TENS, Interferensi dan diadinamik tidak direkomendasikan pada kondisi sebagai berikut :
a. Penyakit vaskuler (arteri maupun vena)
b. Adanya kecenderungan pendarahan (pada area yang diterapi)
c. Keganasan (pada daerah/ area yang diterapi)
d. Pasien beralat pacu jantung (meski penelitian terbatas menunjukkan bahwa stimulasi listrik tidak mempengaruhi alat pacu jantung)
e. Kehamilan (bila terapi diberikan pada daerah abdomen atau panggul)
f. Luka terbuka yang sangat lebar
g. Kondisi infeksi
h. Pasien yang mengalami hambatan komunikasi (terlalu tua, gangguan bicara, kofusi mental)
i. Kondisi dermatologi (pada area yang diterapi)
j. Hilangnya sensasi sentuh dan tusuk (pada area yang diterapi)
· TENS (Transcutaneus Electrical Stimulation)
Secara umum karakteristik keluaran arus dari TENS standar adalah sebagai berikut :
Spesifikasi (Johnson M,2001) – Konvensional
1.
Target arus : mengaktivasi saraf
berdiameter besar
2.
Serabut yang
teraktivasi: A beta, mekanoreseptor
3.
Sensasi yang
timbul : parestesia yang kuat sedikit
kontraksi
4.
Karakteristik : frekuensi tinggi, intensitas
rendah pola kontinyu
Durasi = 100 – 200 mikrodetik
Frekuensi = 10 – 100 pps
5.
Posisi elektrode : Pada titik nyeri dermatom
6.
Profil analgetik : Terasa < 30 menit setelah
dinyalakan dan
menghilang < 30 menit setelah alat
dipadamkan
7.
Durasi terapi : secara terus menerus saat
nyeri terjadi
8.
Mekanisme
analgetik : tingkat segmental
AL TENS (Acupuncture – like TENS)
1.
Target arus : Aktivasi motorik untuk
menimbulkan kontraksi otot-otot fasik yang berakhir pada aktivasi saraf
berdiameter kecil non noksius
2.
Serabut yang
teraktivasi : G III, A delta ergoseptor
3.
Sensasi yang
timbul : Kontraksi otot fasik yang
kuat tetapi sedikit nyaman
4.
Karakteristik : Frekuensi rendah, intensitas tinggi
Durasi = 100 – 200 mikrodetik
Frekuensi s/d 100 pps Pola Burst
5.
Posisi elektrode :
Pada motor point atau nyeri myotom
6. Profil analgetik :Terasa > 30 menit setelah
dinyalakan dan baru hilang > 1 jam setelah mesin dipadamkan
7.
Durasi terapi : 30 menit setiap kali terapi
8.
Mekanisme
analgetik : ektrasegmental/ supraspinal
ataupun segmental
Proses
aktivasi jaringan
AL-TENS Intense TENS
Intense TENS
1.
Target arus : mengaktivasi serbut saraf
berdiameter
2.
Jaringan yang
teraktivasi : nosiseptor
3.
Sensasi yang
timbul : intensitas tertinggi yang
masih tertoleranpasien dengan sedikit kontraksi otot
4.
Fisika dasar : frekuensi tinggi – 200 pps
Durasi > 1000 mikrodetik
Intensitas tertinggi yang masih tertolerir
Pola arus kontinyu
5. Penempatan
elektrode : Pada daerah nyeri atau di
sebelah proksimal titik nyeri pada cabang utama saraf yang bersangkutan
6.
Profil analgetik : > 30 menit setelah terapi
dimulai, pengaruh analgetik bisa bertahan > 1 jam, bisa terjadi hipoastesia
7.
Durasi terapi : 30 menit setiap kali terapi
8. Mekanisme analgetik : peripheral, ektrasegmental serta segmental
Kebermanfaatan
TENS terhadap seorang pasien dapat dinilai dengan indicator sbb : (1)
berkurangnya neri selama 3 jam atau lebih sesudah penggunaan TENS , (2)
berkurangnya penggunaan obat analgetika, (3) perbaikan pola tidur (4) kemajuan
fungsional (peningkatan ROM , kekuatan dan ketahanan) (Fried) T dkk, 1984).
Teknik terapi dengan menggunakan TENS
Aplikasi
klinis TENS sangat variabel oleh karena peredaan dalam pendekatan maupun sudut
pandang khususnya dalam hubungannya dengan teknik aplikasi yang paling efektif
serta parameter-parameter yang mempengaruhi. Di bawah ini akan dibahas bebeapa
teknik aplikasi dan parameternya.
Asalamualaykum,, beli buku yang karangan JOhnson 2001 itu dimana ya..., atau ad gak referensi terupdate lagi untuk materi TENS
BalasHapusreferensi asli dari materi ini bisa di masukkan gak? naskah asli dari Terapi Listrik untuk Modulasi Nyeri karya slamet parjoto
BalasHapusBisa,tuch dah Valid referensinya....
HapusCek az di ebbok nya FT.../search pke Google/datang az k perpustakaan Poltekes Ska/hub bpk Slamet Parjoto langsung.... :)